Go intenasional, tak perlu pergi ke luar negeri. Alasannya jelas, mahhalll. Cara yang paling murah adalah merapat ke tempat terdekat yang memiliki citarasa internasional. Berbekal opini seperti itu, beberapa minggu lalu MCAP memilih parkir di Kampung Panawuan Kecamatan Tarogong Kidul. Lho kenapa ke situ?
Akhir Juni lalu, rumah-rumah penduduk di Panawuan memang dihuni oleh ratusan pendatang dari berbagai agama, etnis, dan peradaban selama tiga hari dua malam. Jumlah pengunjungnya tak tanggung-tanggung. Sedikitnya tercatat 200 generasi muda dari 30 negara yaitu: Australia, Azerbaijan, Belanda, Bangladesh, Inggris (UK), Brunei Darussalam, Colombia, Denmark, Fiji, Philippines, Hongaria, India, Indonesia,Kamboja, Kamerun, Kenya, Laos, Malaysia, Malawi, Mexico, Myanmar, Pakistan, Palestina, Rwanda, Sri Lanka, Sudan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Suriname, dan Nigeria. Kedatangan mereka adalah untuk mengikuti rangkaian acara International Youth Forum (IYF) 2008 yang berlangsung selama sepekan di Bandung dan Garut. Acara ini diisi oleh berbagai diskusi penting dan bakti sosial.
Keberadaan MCAP di lokasi tersebut cukup mendapat sambutan positif para tamu asing ini. Meskipun sinyal flexy sebagai andalan akses internet MCAP kurang begitu stabil di area ini, namun fasilitas TIK MCAP dapat dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar dari mereka yang tengah sibuk memanfaatkan waktunya untuk berinteraksi dengan masyarakat Panawuan memang tengah “cuti” dulu berinternet. Secara bergiliran, tamu dari berbagai negara ini antusias memanfaatkan MCAP untuk pengolahan dokumen, transfer dokumentasi foto dan video dari dan ke removable storage, printing, ataupun melakukan burning CD. Sambil menunggu giliran, sebagian lagi asyik menikmati suguhan potensi Garut yang diputar MCAP melalui TV LCD-nya atau pemutaran hasil dokumentasi video terbaru kegiatan mereka yang bisa dinikmati pula oleh masyarakat Panawuan.
Dari obrolan singkat dengan mereka, dikatakan bahwa fasilitas semacam MCAP ini yang memasuki desa-desa memang amat diperlukan. Ini adalah bentuk nyata “pendidikan untuk semua” yang merupakan salah satu butir kesepakatan yang dihasilkan dari forum internasional itu. Butir utama yang disepakati oleh perwakilan anak muda yang mengikuti forum itu antara lain pencapaian Millenium Development Goals (MDG) yang merata di setiap negara meliputi penghapusan kemiskinan, pemerataan pendidikan,kesetaraan gender, pemberdayaan yang spesifik mengenai isu pemanasan global, soal HIV, dan menekan kematian ibu dan anak. Setiap isu itu, lanjutnya, akan direkomendasikan dalam Kongres Delegasi UNI pada 2008 nanti. Rencananya, agenda ini akan dilanjutkan pada pertemuan kedua pada 2010 nanti di Sudan.